Reliability Centered Measured(RCM) |
Reliability Centered Measured adalah metode untuk memilih dan mengebangkan serta membuat alternative strategi perawatan yang didasarkan pada kritreria operasional, ekonomi dan keamanan. Tujannya adalah untuk mengidentifikasi mode kegagalan dan memprioritaskan kepentingan dari mode kegagalan kemudian memilih tindakan perawatan penceghan yang efektif. Dalam aplikasi RCM terdapat beberapa hal penting diantaranya adalah :
a. Langkah
proses RCM
Didalam pemilihan system perawatan, maka haruslah
pada perawatan yang mempunyai frequensi coretiv
maintenance yang tinggi, dengn biaya yang mahal dan berpengaruh besar
terhadap lingkungan. Selanjutnya pendeskripsian sistem pada functional diagram block, kemudian
fungsi dapat diartikan sebagai gerakan hasil atau output yang dinginkan.
Kegagalan adalah ketidak mampuan suatu peralatan untuk memenuhi fungsinya
sesuai dengan performa standard yang telah di set up sejak peralatan tersebut
di produksi dari suatu pabrik[5].
Mode perawatan merupakan keadaan yang dapat
mengakibatkan kegagalan. Apabila mode kegagalan sudah diketahui, maka
kemungkinan untuk mengetahui dampak kegagalan dapat diketahui, dan menentukan
langkah yang paling tepat untuk mendeteksinya bahkan memperbaikinya. Logic Tree Analysis merupakan alat untuk
mengukur kualitatif untuk mengklarifikasi mode kegagalan yang harus dilakukan
sendiri oleh teknisi kendaraan atau orang yang melakukan perawatan terhadap
alat berat, diantaranya dibag menjadi 4 kategori, diantaranya :
1) Safety problem
(Kategori A)
Mode
kegagalan ini mempunyai konsekuensi untuk mengancam jiwa seseorang.
2) Outage Problem
(Kategori B)
Mode
kegagalan ini mengakibatkan system yang digunakan tidak dapat bekerja.
3) Minor to investigation economic
problem (Kategori C)
Mode
keagalan ini memiliki dampak kecil bagi sistem maupun bagi orang,, bahkan
karena kecilnya kerusakan maka mode ini dapat juga diabaikan.
4) Hidden Failure
(Kategori D)
Kegagalan ini merupakan kegagalan yang tidak dapat
diidentifikasi leh operator.
Langkah
selanjutnya adalah penentuan kebijakan-kebijakan yang dilakukan harus sesuai
dengan kategori masalah diatas. Seorang teknik harus dapat menghitung nilai
kerusakan yang terjadi.
b.
Komponen RCM
Didalam RCM terdapat 4 komponen penting diantaranya
adalah reactive maintenance yaitu
jenis perawatan yang berprinsip pada pengoperasian unit sampai rusak.atau
perbaikan ketika rusak. Preventive
maintenance adalah perawatan berkala tanpa mempertimbangkan kondisi
komponen, kegiatannya antara lain adalah pelumasan, kalibrasi, dan juga
beberapa pembersihan. Predictive testing
and inspection adalah penentuan secara pasti dengan umur komponen, untuk
mendapatkan komponen baru. Pekerjaan utama pada proses ini pada umumnya dapat
dilakukan di lapangan untuk mendapatkan data yang valid dan sebenarnya, langkah
yang dilakukan untuk mendapatkan data yang valid adalah :
1)
Reactive
maintenance
Ini adalah jenis perawatn yang beroprinsip pada
pengoperasian alat sampai rusak atau diperbaiki ketika rusak. Proses ini akan
dilakukan jika sudah ada kerusakan dan telah memalui proses deteroisasi yang
jelas. Mengetahui dan mendapatkan trend dari kondisi komponen dari waktu ke
waktu. Sering kali riwayat kegagalan sebelumnya dapat dijadikan panduan untuk
kegagalan yang akan terjadi ke depan. Statistic distribusi kegagalan harus di
ketahui untuk menentukan periode akan terjadinya kegagalan. Selain itu juga
dilakukan pendekatan konservatif dengan cara monitoring tiap bulan atau tiap
minggu.
2) preventive maintenance
perawatan jenis ini sering dilakukan disebut time
based maintenance sudah dapat mengurangi frequensi kegagalan ketika perawatan
jenis ini diterapkan. Jka dibandingkan dengan reactive maintenance. Perawatan
jenis ini dilakukan tanpa mempergimbangkan kondisi koonen.kegiatannya antra
lain terdiri dari pemeriksaan, penggantian komponen, kalibrasi peumasan da pembersihan.
Perawatan jenis ini tidak efektif dari segi biaya[5].
3)
Predictiv
testing and Inspection (PTI)
Tes prediksi dan inspeksi dapat digunakan untuk
menjustifikasi time based maintenance,
karena hasilnya digaransi oleh kondisi unit yang terkontrol. Data inilah yang
digunakan untuk menentukan mode kegagalan, dan juga analisisstatistik ketahanan
komponen kendaraan alat berat. Pengalaman menunjukan bahwa PTI sangat berguna
untuk menentukan kondisi mesin ang sebenarnya[5].
Ø Monitoring
equipment
Tujuan utama monitoring adalah untuk mengetahui
keadaan dan mendaatkan trend dari kondisi alat dari waktu ke waktu. Pendekatan
yang digunakan adalah
·
Antisipasi kegagalan dari pengalaman
sebelumnya. Seringkali pengalaman kegagalan sebelumnya dapat digunakan untuk menentukan
trend kegagalan yang akan terjadi di kemudian hari.
·
Statistic distribusi kegagalan harus
diketahui utuk mendapatkan periode akan terjadinya kegagalan.
·
Pendekatan konservativ adalah praktik
yang sering dilakukan dilapangan dengan melakukan monitoring secara rutin
setiap minggu. Seringkali data yang didapatkan tidak mencukupi untuk mengetahui
keadaan kondisi unit, hal ini akan menyebabkan periode atau interval monitoring
semakin diperpendek.
Ø Tes
prediksi dan inspeksi
PTI sering digunakan untuk conditionl montoring dan
untuk menustifikasikan waktu perawatan. Karena hasilnya digaransi oleh kondisi
unti yang terkonrol. Data PTI yng diambil secara periodic dapat dgunakan untuk
menentuka trend kondisi equipment. Perbandingan adat antar equipment. Proses analisis
dan juga lainy. PTI tidak dapat digunakan untuk satu satunya meted perawatan
karena tidak dapat mengetahui semua mode kegagalan.
Refferensi :
[=] Handbook of bulldozer komatsu.
1 comment:
apa bisa digunakan untuk semua mesin?
Post a Comment